Jumat, 05 Juli 2013

Our Story

Aku ingin bercerita tentang dia. Dia adalah Seseorang yang kukenal pada tangal 28 desember 2011 di depan kelas 03.05 B, pukul 10:00 WIB, di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, di salah satu universitas swasta ternama di Yogyakarta. Pada awalnya kami berteman, selalu berbagi cerita seru, ke perpus bareng, makan bareng, jalan bareng :D hingga akhirnya rasa suka itu muncul, dan pada tangal 9 april 2012 kami resmi berpacaran. Sampai sekarang 2 Desember 2015  kami berpacaran dan seterusnya dan seterusnya selama lama lama lamanya.. Semua orang yg berpacaran pasti menginginkan hal yang sama :) "Happy Ever After"  

Selasa, 29 Januari 2013

Kupas Tuntas “kesedihan”dalam Film Satu Jam Saja Ditilik dari Gaya Penyuntingan dan Misce-en-scene




Kupas Tuntas “kesedihan”dalam Film Satu Jam Saja Ditilik dari
Gaya Penyuntingan dan Misce-en-scene

 oleh :
                                    Annisa Risecha Junep                                   



 
PENDAHULUAN

Kesedihan sering kita temui dalam film-film Indonesia. Kesedihan diangkat karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang masih baik budayanya. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang mudah bersimpati, apalagi untuk masyarakat dengan jenis kelamin perempuan. Kesedihan sering diangkat oleh sutradara Indonesia ketika membuat sebuah karya film. Film Indonesia kebanyakan adalah film sedih tentang percintaan. Mulai dari kisah sedih karena sahabatnya diambil orang dan si tokoh harus menyumbangkan hatinya untuk orang yang dicintai sahabatnya (Film Heart), film tentang hamil di luar nikah dan akhirnya meninggal dunia (Film satu jam saja), sampai dengan kisah percintaan lelaki yang menikahi mantan istri temannya yang sudah lama ia cintai (Film ketika cinta bertasbih). Disini yang akan saya bahas adalah kesedihan dalam film satu jam saja.
Film satu jam saja merupakan salah satu film Indonesia yang buming pada tahun 2010. Film ini diproduseri oleh Karnos film dan disutradarai oleh Ario Rubbik. Film Satu jam saja ini bercerita tentang 3 orang sahabat hans (Andhika Pratama) , Dika (Vino G. Bastian) dan Gadis (Revalina S.Temat) . Diceritakan pada suatu malam Hans dan Gadis pergi bersama. Di tengah hujan lebat,kondisi baju mereka basah dan mesin mobil yang mereka naiki rusak. Kondisi tersebut membuat Hans khilaf dan akhirnya melakukan hubungan badan dengan gadis. Gadis pun hamil dan meminta pertanggung jawaban pada Hans. Hans yang terlalu takut menghadapi kesalahannya kabur entah kemana. Hati gadis hancur pada saat itu, ia tak tau harus bagaimana. Di tengah kebingungan dan kepanikan itu datanglah Dika yang ingin bertanggung jawab atas kehamilan Gadis. Disaat itu terjadilah konflik karena tidak seharusnya ia yang bertanggung jawab atas bayi yang dikandung gadis. Akhirnya Dika dan Gadis menikah walau Gadis tidak pernah mencintai Dika meskipun satu jam saja. Di akhir cerita Hans ingin memperbaiki semua, ia mau bertanggung jawab dan menyadari kesalahannya. Tapi semuanya telah terlambat. Pada akhirnya, yang terburuklah yang terjadi. Gadis meninggal bersama bayi yang dikandungnya. Di nafas terakhirnya Ia masih sempat berterima kasih pada Dika dan berharap dia bisa diberi waktu Tuhan untuk mencintai Dika meskipun hanya satu jam saja. Makna tersurat dari film ini adalah bahwa Dika terlihat sangat mencintai Gadis, tetapi menjaga jarak karena segan. Pada akhirnya ia mengakui bahwa ia sangat mencintai Gadis dan itu ia tunjukkan dengan perhatian seperti pada saat gadis harus ke rumah sakit untuk cek kehamilannya,dika setia untuk bertemu dengan dokter dan menanyakan keadaan gadis dan bayinya. Makna tersurat lainnya adalah bahwa Hans terlihat sangat menyesal telah lari dari tanggung jawab. Pada akhirnya ia mendatangi gadis dan meminta maaf atas kekhilafannya. Hans datang ke rumah gadis untuk meminta maaf dan ingin mempertanggung jawabkan semuanya.  Hans juga bertemu dengan dika dan menyatakan penyesalan atas perbuatannya terhadap gadis. Kisah  dalam fil sau jam saja ini adalah pada saat Gadis menangis menyesali kekhilafannya berhubungan sex dengan hans sementara hans tidak  mau bertanggung jawab atas  perbuatannya.Pada akhirnya Gadis harus mengurus dirinya sendiri dan calon bayinya. Akhirnya Gadis dan bayinya mati karena komplikasi kehamilan sedangkan alur dari film satu jam saja adalah suara lift yang dinaiki hans di sebuah gedung tempat pertemuannya dengan dika.



PEMBAHASAN

Analisis kesedihan ini akan saya bahas dengan  menggunakan gaya penyuntingan dan juga misce-en-scene. Alasan saya memilih kedua gaya ini adalah karena keduanya saling berkaitan guna memperkuat kesan kesedihan yang ditonjolkan dalam fim tersebut. Pertama kali yang akan saya bahas adalah dari gaya misce-en scene.
1.1 Misce-en-scene atau pemanggungan
Misce-en-scene atau pemanggungan terdiri dari 4 aspek yaitu pencahayaan, setting, busana dan rias, serta panggung. Misce-en-scene adalah segala sesuatu yang mendukung di dalam sebuah film untuk keberhasilan film tersebut. Misce-en-scene dapat dikatakan sebagai segala sesuatu yang dipersiapkan sebelum film diproduksi. Pencahayaan, setting, busana dan rias, serta panggung pasti telah direncanakan dan diatur sebelumnya. Disini saya akan membahas satu persatu aspek Misce-en-scene dalam bagian pertama film satu jam saja.
Pencahayaan
            Pencahayaan terdiri dari kekuatan (keras lembut), arah (depan, belakang, atas, bawah, utama, isian), sumber, dan warna. Dalam bagian pertama film satu jam saja ini dapat dilihat bahwa cahaya yang digunakan rendah. Rendahnya cahaya yang digunakan dalam film ini dapat dilihat pada adegan awal dimana Hans menaiki lift di sebuah gedung untuk menemui Dika. Disana akan terlihat cahaya yang digunakan rendah karena pada saat kamera menyorot kondisi di luar lift, sinar matahari yang terlihat begitu kontras dengan kondisi di dalam lift. Gelap terangnya sangat terlihat disana sehingga dapat disimpulkan bahwa pencahayaan ada tetapi rendah. Ketika pencahayaannya High key karena gambar yang dihasilkan tidak akan sekontras itu. Gambar yang dihasilkan tentu tidak terlalu jauh perbandingan gelap terangnya. Jadi dalam film ini sutradara menginginkan pencahayaannya rendah dalam artian apabila gelap sangat gelap dan apabila terang sangat terang. Adegan lain juga banyak diambil dengan pencahayaan rendah seperti ketika dika memarkirkan motornya di depan rumah. Cahayanya sangat rendah sehingga kegelapan malam sangat terlihat di adegan tersebut. Motivasi dari pencahayaan yang rendah ini adalah agar film ini terlihat gelap sehingga mengesankan suatu kesedihan. Film ini adalah film drama sedih.
 
Setting
            Setting bisa di dalam, bisa juga di luar studio. Alat yang mempunyai fungsi dalam kegiatan yang sedang berlangsung adalah property sedangkan apabila property itu muncul berulang dan mempunyai peran dalam cerita disebut motif. Dalam film satu jam saja settingnya adalah di luar studio. Semua adegannya di luar studio terlihat dari adegan per adegan. Setting yang menonjol adalah rumah tempat Dika dan gadis tinggal, serta pantai tempat Hans kabur karena setting tersebut sering muncul dalam film ini. Motivasi sutradara dalam men-setting tempatnya adalah agar terlihat pola dalam cerita tersebut. Film tersebut hanya menceritakan tentang Hans, Dika, dan gadis sehingga setting yang paling sering muncul adalah rumah tempat tinggal Dika dan Gadis serta tempat tinggal Hans yakni di dekat suatu pantai. Setting tersebut menunjukkan pola film ini, mulai dari setting tempat tinggal Dika dan gadis (dimana mereka harus menjalani hari-hari bersama) sampai dengan setting tempat tinggal hans di dekat pantai yang menunjukkan betapa frustasinya dia karena lari dari tanggung jawab dan mengetahui bahwa dika yang bertanggung jawab untuk menikahi gadis yang sedang hamil. Setting ini dibuat sedemikian rupa sehingga pola dari drama sedih ini akan terlihat jelas. Polanya yakni menceritakan kehidupan tentang gadis. Hans, dan juga dika. Oleh karena itu settingnya juga menyesuaikan sehingga dapat mengikuti polanya.
Busana dan Rias
            Busana dan Rias merupakan suatu hal yang dapat membantu aktor dalam mendalami perannya. Dalam film satu jam saja ini busana yang digunakan aktor sederhana dan make up/riasan tidak begitu menonjol dengan kata lain natural/alami. Busana yang digunakan Vino G. Sebastian adalah kemeja dan celana jeans. Sangat sederhana tetapi menunjukkan kesederhanaan dan kepolosan tokoh Dika. Dari busana yang ia gunakan dapat disimpulkan bahwa karakternya adalah polos dan sopan. Busana yang digunakan Andhika Pratama adalah kaos dan celana trendy. Hal ini menunjukkan bahwa tokoh Hans adalah tokoh yang santai, tanpa aturan/bebas. Busana yang digunakan Revalina S. Temat adalah busana gadis masa kini. Hal ini menunjukkan bahwa tokoh gadis ini adalah seorang gadis yang modern dan feminim. Walaupun Gadis sedang hamil ia tetap memakai busana yang modern, sehingga tidak begitu terlihat kehamilannya. Motivasi dari penggunaan busana modern ini agar tokoh Gadis terlihat modern dan tidak terlalu kelihatan kehamilannya untuk mendukung pola film ini.  Riasan yang digunakan ketiga tokoh tidak terlalu terlihat/Nampak alami. Namun ada yang menonjol yakni riasan rambut. Tokoh Dika rambutnya dibuat rapi menunjukkan bahwa tokoh itu santun. Tokoh Hans rambutnya selalu berantakan menunjukkan bahwa ia frustasi lari dari tanggung jawab. Tokoh Gadis rambutnya diikat sedikit menunjukkan kemudaan dan kecantikan memasuki usia dewasa. Riasan rambut  di film ini rmembantu menafsirkan motivasi yang diinginkan sutradara mengenai ketiga tokoh beserta perannya.

  



Panggung
            Panggung meliputi gerak dan penampilan/acting (aktualitas, fungsi, motivasi). Dalam film ini gerak dan penampilan aktor ditentukan oleh peran sang aktor. Tokoh Gadis gerakannya terlihat lamban dan lesu. Hal ini menunjukkan penyesalannya karena telah hamil di luar nikah. Wajahnya selalu terlihat tidak bahagia karena penyesalan. Tokoh Hans gerakannya lesu karena ketakutan dan penyesalan yang begitu mendalam akibat perbuatannya menghamili Gadis. Tokoh Dika gerakan dan penampilannya selalu sedih karena melihat orang yang disayanginya selalu murung. Penampilan dan gerakan di dalam film ini sangat terlihat jelas. Film ini merupakan film sedih. Akting dari para pemerannya tentu saja lamban, lesu, sedih mengikuti pola dari cerita. Motivasi dari gerak dan penampilan dibuat seperti itu karena menunjukkan pola kesedihan dalam film satu jam saja ini.









1.2 Gaya Penyuntingan
Selanjutnya saya akan membahas mengenai Gaya Penyuntingan Dalam film satu jam saja. Kali ini akan dibahas mengenai penyuntingan karena seperti dipaparkan di atas, penyuntingan ini berhubungan dengan pemanggungan untuk menciptakan kesedihan yang diinginkan oleh sutradara dalam film satu jam saja tersebut. . Dalam 15 menit film pertama penyuntingan yang digunakan adalah menggunakan tekhnik cut to cut yakni dengan menggabungkan gambar secra terpisah dan berbeda-beda menjadi satu.

Dalam bagian pertama film ini juga menggunakan tekhnik kilas balik dilihat dari gadis yang sedang duduk menangis di dekat jendela menjadi gambar ketika kilas balik gadis terjebak di mobil bersama hans di tengah hujan yang lebat sehingga terjadilah hubungan antara keduanya sehingga gadis hamil. Kilas balik ini diawali dengan gambar flash terang lanjut ke gambar yang agak lebih gelap warnanya untuk menguatkan kesan kilas balik yang ingin disampaikan oleh sutradara dalam film ini. Flash terangnya sangat cepat sehingga tidak begitu terasa tau-tau langsung adegan saat kilas balik. Warna gambar yang dari terang ke gelap cukup membantu menguatkan kilas balik akan tetapi menurut saya lebih bagus apabila flash antara masa kini dan kilas balik itu dibuat agak terasa agar kesan kilas baliknya  dapat lebih kuat dirasakan oleh penonton. Penyuntingan ini apabila dalam cutting termasuk ke dalam jenis match cut karena dari menyorot gadis, ke kilas balik, lalu kembali ke gadis lagi. Tekhnik ini dinamakan match cut karena hanya sebentar saya beralih ke adegan lain baru kembali ke gadis lagi.
Pada saat kilas balik kembali ke masa kini, terlihat penyuntingan menggunakan tekhnik disolve karena sebelum gambar mobil merah yang dinaiki hans dan gadis di kilas balik, gambar gadis sudah dimunculkan sehingga terkesan menumpuk.
Dalam adegan pada saat dika mendapatkan telpon dari ibu gadis, setelah dika selesai menelpon digambarkan dika ini langsung menemui ibu gadis tanpa ada embel-embel perjalanan dika menuju rumah gadis tapi malah langsung ke adegan dika menemui ibu dika dan mengobrol perihal masalah kehamilan gadis. Penyuntingan  ini juga dilakukan dengan tekhnik cut to cut. Bagusnya, tekhnik penyuntingan ini tidak menghilangkan detail pesan yang ingin disampaikan oleh sutradara dalam bagian adegan tersebut.



Hubungan gambar dalam film satu jam saja ini dapat kita lihat dari awal bagian 1 dimulai. Pada mulanya adegan dika dan hans bertemu di atas gedung lalu ke adegan gadis yang sedang bersedih di dekat jendela. menyambung gambar antara tokoh yang pertama sampai tokoh ketiga (dika-hans-gadis) .

Hubungan ruang juga ada dalam adegan ibu gadis yang sedang mengobrol dengan dika lalu menoleh ke arah kiri sehingga muncul gambar bunga. Hal ini membuat adegan itu seperti ada di ruang yang sama.
 

Hubungan suara dalam film satu jam saja yakni ketika adegan gadis membayangkan kilas balik pada saat ia terjebak di dalam mobil bersama hans di tengah hujan yang lebat. Diasana ada suara musik sedih yang menghubungkan antara gadis yang ada di masa kini dengan gadis yang sedang ada di masa pada saat terjebak hujan bersama hans di dalam mobil.
hubungan waktu dalam film ini sudah jelas adalah kilas balik karena ada adegan kilas balik pada saat gadis dan hans terjebak hujan lebat di dalam mobil ketika mereka hendak menemui dika.
Penyuntingan dalam film ini dilakukan berkesinambungan agar ruang,waktu dan tindakan mengalir secara lancar. Dalam film ini menggunakan kesinambungan ruang sistem 180 derajat agar posisi unsur dalam bingkai gambar seimbang, agar arah pandang seimbang (kalau aktor melihat ke kanan, maka yang diambil dari kanan terus agar tidak membingungkan penonton), agar ada kesesuaian tindakan (arah gerak seimbang . contohnya adegan pada saat dika dan hans bertemu di atas gedung dan beradu mulut karena kekhilafan hans yang telah menghamili gadis. Bisa dilihat disana menggunakan asas 180 derajat. semua diambil dengan asas tersebut agar penonton tidak bingung. menurut saya berhasil dilakukan di film ini karena semua adegannya mengalir dengan lancar tanpa membuat kebingungan.
kesinambungan waktu dalam film ini ditandai dengan adanya perpindahan waktu yang ditandai dengan pergantian waktu siang dan malam. Ditandai dengan pencahayaan yang digunakan. Apabila siang akan terlihat terang gambarnya sedang apabila malam juga akan terlihat gelap. pergantian waktunya seperti pergantian waktu pada umunya.





PENUTUP
Film satu jam saja merupakan salah satu film Indonesia yang buming pada tahun 2010. Film ini diproduseri oleh Karnos film dan disutradarai oleh Ario Rubbik. Dari Analisis Misce-en-scene yang meliputi pencahayaan, setting, busana dan rias serta panggung dapat disimpulkan bahwa teknik yang menonjol dalam film tersebut adalah teknik pencahayaan rendah, setting di luar studio, busana dan riasan sederhana dan panggung yang mendukung peran aktor. Film terkesan gelap menggambarkan kesedihan yang begitu mendalam, busana dan  riasan sederhana serta setting di luar studio  menunjukkan ke-natural-an dalam pembuatan film ini. Pola dalam film ini menceritakan kesedihan yang dialami Gadis, Hans, dan Dika. Polanya adalah dari awal kejadian sedih, di pertengahan ada yang berkorban, dan akhirnya sedih lagi. Arti tekhnik dan pola ini dalam film satu jam saja adalah membantu menonjolkan motivasi yang diinginkan dalam film ini. Kesedihan dan ke-natural-an  berhasil ditonjolkan dalam film ini dan para audiens pun sepakat film ini termasuk film drama sedih. Menurut pendapat saya film seperti ini harusnya lebih terkonsep lagi sehingga audiens dapat mengambil pelajaran dari film tersebut. Seharusnya film ini dapat lebih matang lagi untuk menghasilkan pesan moral yang baik. Dalam film ini tidak ada conclusion/penyelesaiannya bagaimana agar anak muda tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah. Film ini hanya semata-mata mengekspose kesedihan seorang gadis yang hamil dan pasangannya tidak mau bertanggung jawab dan akhirnya orang lain yang bertanggung jawab dan menikahinya. Seharusnya ada suatu pesan moral yang lebih diangkat dalam film ini sehingga film ini tidak hanya sedih saja tetapi juga bermutu dan dapat diambil pelajaran dari dalamnya. Tekhnik pencahayaannya juga sebaiknya jangan terlalu gelap karena hasilnya kurang maksimal. Kesedihan memang terlihat tetapi kurang tertangkap gambar ekspresi aktor pada saat saat tertentu. Seharusnya pencahayaannya menyesuaikan. Apabila gelap di malam hari sebaiknya diberi pencahayaan yang lembut sehingga ekspresi aktor dapat tertangkap dan lebih terlihat motivasinya.
Dari penyuntingannya di film ini  dilakukan berkesinambungan agar ruang,waktu dan tindakan mengalir secara lancar. Dalam film ini menggunakan kesinambungan ruang sistem 180 derajat agar posisi unsur dalam bingkai gambar seimbang, agar arah pandang seimbang (kalau aktor melihat ke kanan, maka yang diambil dari kanan terus agar tidak membingungkan penonton), agar ada kesesuaian tindakan (arah gerak seimbang ). contohnya adegan pada saat dika dan hans bertemu di atas gedung dan beradu mulut karena kekhilafan hans yang telah menghamili gadis. Bisa dilihat disana menggunakan asas 180 derajat. semua diambil dengan asas tersebut agar penonton tidak bingung. Di dalam penyuntingan juga dijelaskan tentang hubungan suara di dalam film satu jam saja, dimana hubungan suara itu sangat mendukung kesedihan yang ingin ditonjolkan karena musiknya adalah music melodi sedih. Ketika adegan gadis membayangkan kilas balik pada saat ia terjebak di dalam mobil bersama hans di tengah hujan yang lebat. Diasana ada suara musik sedih yang menghubungkan antara gadis yang ada di masa kini dengan gadis yang sedang ada di masa pada saat terjebak hujan bersama hans di dalam mobil. hubungan waktu dalam film ini sudah jelas adalah kilas balik karena ada adegan kilas balik pada saat gadis dan hans terjebak hujan lebat di dalam mobil ketika mereka hendak menemui dika. Di dalam kilas balik ini sangat terlihat kesedihannya karena bias dikatakan itu merupakan inti dari adegan di film itu yang menjelaskan sebab kesedihan gadis.