Kupas
Tuntas “kesedihan”dalam Film Satu Jam Saja Ditilik dari
Gaya
Penyuntingan dan Misce-en-scene
oleh :
Annisa Risecha Junep
PENDAHULUAN
Kesedihan
sering kita temui dalam film-film Indonesia. Kesedihan diangkat karena
masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang masih baik budayanya. Masyarakat
Indonesia adalah masyarakat yang mudah bersimpati, apalagi untuk masyarakat
dengan jenis kelamin perempuan. Kesedihan sering diangkat oleh sutradara
Indonesia ketika membuat sebuah karya film. Film Indonesia kebanyakan adalah
film sedih tentang percintaan. Mulai dari kisah sedih karena sahabatnya diambil
orang dan si tokoh harus menyumbangkan hatinya untuk orang yang dicintai
sahabatnya (Film Heart), film tentang hamil di luar nikah dan akhirnya meninggal
dunia (Film satu jam saja), sampai dengan kisah percintaan lelaki yang menikahi
mantan istri temannya yang sudah lama ia cintai (Film ketika cinta bertasbih).
Disini yang akan saya bahas adalah kesedihan dalam film satu jam saja.
Film
satu jam saja merupakan salah satu film Indonesia yang buming pada tahun 2010.
Film ini diproduseri oleh Karnos film dan disutradarai oleh Ario Rubbik. Film
Satu jam saja ini bercerita tentang 3 orang sahabat hans (Andhika Pratama) ,
Dika (Vino G. Bastian) dan Gadis (Revalina S.Temat) . Diceritakan pada suatu
malam Hans dan Gadis pergi bersama. Di tengah hujan lebat,kondisi baju mereka
basah dan mesin mobil yang mereka naiki rusak. Kondisi tersebut membuat Hans
khilaf dan akhirnya melakukan hubungan badan dengan gadis. Gadis pun hamil dan
meminta pertanggung jawaban pada Hans. Hans yang terlalu takut menghadapi
kesalahannya kabur entah kemana. Hati gadis hancur pada saat itu, ia tak tau
harus bagaimana. Di tengah kebingungan dan kepanikan itu datanglah Dika yang
ingin bertanggung jawab atas kehamilan Gadis. Disaat itu terjadilah konflik
karena tidak seharusnya ia yang bertanggung jawab atas bayi yang dikandung
gadis. Akhirnya Dika dan Gadis menikah walau Gadis tidak pernah mencintai Dika
meskipun satu jam saja. Di akhir cerita Hans ingin memperbaiki semua, ia mau
bertanggung jawab dan menyadari kesalahannya. Tapi semuanya telah terlambat.
Pada akhirnya, yang terburuklah yang terjadi. Gadis meninggal bersama bayi yang
dikandungnya. Di nafas terakhirnya Ia masih sempat berterima kasih pada Dika
dan berharap dia bisa diberi waktu Tuhan untuk mencintai Dika meskipun hanya
satu jam saja. Makna tersurat dari film ini adalah bahwa Dika terlihat sangat
mencintai Gadis, tetapi menjaga jarak karena segan. Pada akhirnya ia mengakui
bahwa ia sangat mencintai Gadis dan itu ia tunjukkan dengan perhatian seperti
pada saat gadis harus ke rumah sakit untuk cek kehamilannya,dika setia untuk
bertemu dengan dokter dan menanyakan keadaan gadis dan bayinya. Makna tersurat
lainnya adalah bahwa Hans terlihat sangat menyesal telah lari dari tanggung
jawab. Pada akhirnya ia mendatangi gadis dan meminta maaf atas kekhilafannya.
Hans datang ke rumah gadis untuk meminta maaf dan ingin mempertanggung jawabkan
semuanya. Hans juga bertemu dengan dika
dan menyatakan penyesalan atas perbuatannya terhadap gadis. Kisah dalam fil sau jam saja ini adalah pada saat
Gadis menangis menyesali kekhilafannya berhubungan sex dengan hans sementara
hans tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya.Pada akhirnya Gadis harus
mengurus dirinya sendiri dan calon bayinya. Akhirnya Gadis dan bayinya mati
karena komplikasi kehamilan sedangkan alur dari film satu jam saja adalah suara
lift yang dinaiki hans di sebuah gedung tempat pertemuannya dengan dika.
PEMBAHASAN
Analisis
kesedihan ini akan saya bahas dengan
menggunakan gaya penyuntingan dan juga misce-en-scene. Alasan saya
memilih kedua gaya ini adalah karena keduanya saling berkaitan guna memperkuat
kesan kesedihan yang ditonjolkan dalam fim tersebut. Pertama kali yang akan
saya bahas adalah dari gaya misce-en scene.
1.1
Misce-en-scene atau pemanggungan
Misce-en-scene
atau pemanggungan terdiri dari 4 aspek yaitu pencahayaan, setting, busana dan
rias, serta panggung. Misce-en-scene adalah segala sesuatu yang mendukung di
dalam sebuah film untuk keberhasilan film tersebut. Misce-en-scene dapat
dikatakan sebagai segala sesuatu yang dipersiapkan sebelum film diproduksi.
Pencahayaan, setting, busana dan rias, serta panggung pasti telah direncanakan
dan diatur sebelumnya. Disini saya akan membahas satu persatu aspek
Misce-en-scene dalam bagian pertama film satu jam saja.
Pencahayaan
Pencahayaan
terdiri dari kekuatan (keras lembut), arah (depan, belakang, atas, bawah,
utama, isian), sumber, dan warna. Dalam bagian pertama film satu jam saja ini
dapat dilihat bahwa cahaya yang digunakan rendah. Rendahnya cahaya yang
digunakan dalam film ini dapat dilihat pada adegan awal dimana Hans menaiki
lift di sebuah gedung untuk menemui Dika. Disana akan terlihat cahaya yang
digunakan rendah karena pada saat kamera menyorot kondisi di luar lift, sinar
matahari yang terlihat begitu kontras dengan kondisi di dalam lift. Gelap
terangnya sangat terlihat disana sehingga dapat disimpulkan bahwa pencahayaan
ada tetapi rendah. Ketika pencahayaannya High
key karena gambar yang dihasilkan tidak akan sekontras itu. Gambar yang
dihasilkan tentu tidak terlalu jauh perbandingan gelap terangnya. Jadi dalam
film ini sutradara menginginkan pencahayaannya rendah dalam artian apabila
gelap sangat gelap dan apabila terang sangat terang. Adegan lain juga banyak
diambil dengan pencahayaan rendah seperti ketika dika memarkirkan motornya di
depan rumah. Cahayanya sangat rendah sehingga kegelapan malam sangat terlihat
di adegan tersebut. Motivasi dari pencahayaan yang rendah ini adalah agar film
ini terlihat gelap sehingga mengesankan suatu kesedihan. Film ini adalah film drama
sedih.


Setting
Setting bisa di dalam, bisa juga di
luar studio. Alat yang mempunyai fungsi dalam kegiatan yang sedang berlangsung
adalah property sedangkan apabila property itu muncul berulang dan mempunyai
peran dalam cerita disebut motif. Dalam film satu jam saja settingnya adalah di
luar studio. Semua adegannya di luar studio terlihat dari adegan per adegan.
Setting yang menonjol adalah rumah tempat Dika dan gadis tinggal, serta pantai
tempat Hans kabur karena setting tersebut sering muncul dalam film ini.
Motivasi sutradara dalam men-setting tempatnya adalah agar terlihat pola dalam
cerita tersebut. Film tersebut hanya menceritakan tentang Hans, Dika, dan gadis
sehingga setting yang paling sering muncul adalah rumah tempat tinggal Dika dan
Gadis serta tempat tinggal Hans yakni di dekat suatu pantai. Setting tersebut
menunjukkan pola film ini, mulai dari setting tempat tinggal Dika dan gadis
(dimana mereka harus menjalani hari-hari bersama) sampai dengan setting tempat
tinggal hans di dekat pantai yang menunjukkan betapa frustasinya dia karena
lari dari tanggung jawab dan mengetahui bahwa dika yang bertanggung jawab untuk
menikahi gadis yang sedang hamil. Setting ini dibuat sedemikian rupa sehingga
pola dari drama sedih ini akan terlihat jelas. Polanya yakni menceritakan
kehidupan tentang gadis. Hans, dan juga dika. Oleh karena itu settingnya juga
menyesuaikan sehingga dapat mengikuti polanya.


Busana dan Rias
Busana dan Rias merupakan suatu hal
yang dapat membantu aktor dalam mendalami perannya. Dalam film satu jam saja
ini busana yang digunakan aktor sederhana dan make up/riasan tidak begitu
menonjol dengan kata lain natural/alami. Busana yang digunakan Vino G.
Sebastian adalah kemeja dan celana jeans. Sangat sederhana tetapi menunjukkan
kesederhanaan dan kepolosan tokoh Dika. Dari busana yang ia gunakan dapat
disimpulkan bahwa karakternya adalah polos dan sopan. Busana yang digunakan
Andhika Pratama adalah kaos dan celana trendy. Hal ini menunjukkan bahwa tokoh
Hans adalah tokoh yang santai, tanpa aturan/bebas. Busana yang digunakan
Revalina S. Temat adalah busana gadis masa kini. Hal ini menunjukkan bahwa
tokoh gadis ini adalah seorang gadis yang modern dan feminim. Walaupun Gadis
sedang hamil ia tetap memakai busana yang modern, sehingga tidak begitu
terlihat kehamilannya. Motivasi dari penggunaan busana modern ini agar tokoh
Gadis terlihat modern dan tidak terlalu kelihatan kehamilannya untuk mendukung
pola film ini. Riasan yang digunakan
ketiga tokoh tidak terlalu terlihat/Nampak alami. Namun ada yang menonjol yakni
riasan rambut. Tokoh Dika rambutnya dibuat rapi menunjukkan bahwa tokoh itu
santun. Tokoh Hans rambutnya selalu berantakan menunjukkan bahwa ia frustasi
lari dari tanggung jawab. Tokoh Gadis rambutnya diikat sedikit menunjukkan kemudaan
dan kecantikan memasuki usia dewasa. Riasan rambut di film ini rmembantu menafsirkan motivasi
yang diinginkan sutradara mengenai ketiga tokoh beserta perannya.



Panggung
Panggung
meliputi gerak dan penampilan/acting (aktualitas, fungsi, motivasi). Dalam film
ini gerak dan penampilan aktor ditentukan oleh peran sang aktor. Tokoh Gadis
gerakannya terlihat lamban dan lesu. Hal ini menunjukkan penyesalannya karena
telah hamil di luar nikah. Wajahnya selalu terlihat tidak bahagia karena penyesalan.
Tokoh Hans gerakannya lesu karena ketakutan dan penyesalan yang begitu mendalam
akibat perbuatannya menghamili Gadis. Tokoh Dika gerakan dan penampilannya
selalu sedih karena melihat orang yang disayanginya selalu murung. Penampilan
dan gerakan di dalam film ini sangat terlihat jelas. Film ini merupakan film
sedih. Akting dari para pemerannya tentu saja lamban, lesu, sedih mengikuti
pola dari cerita. Motivasi dari gerak dan penampilan dibuat seperti itu karena
menunjukkan pola kesedihan dalam film satu jam saja ini.



1.2
Gaya Penyuntingan
Selanjutnya
saya akan membahas mengenai Gaya Penyuntingan Dalam film satu jam saja. Kali ini akan
dibahas mengenai penyuntingan karena seperti dipaparkan di atas, penyuntingan
ini berhubungan dengan pemanggungan untuk menciptakan kesedihan yang diinginkan
oleh sutradara dalam film satu jam saja tersebut. . Dalam 15 menit film pertama
penyuntingan yang digunakan adalah menggunakan tekhnik cut to cut yakni dengan menggabungkan gambar secra terpisah dan
berbeda-beda menjadi satu.



Dalam
bagian pertama film ini juga menggunakan tekhnik kilas balik dilihat dari gadis yang sedang duduk menangis di dekat
jendela menjadi gambar ketika kilas balik gadis terjebak di mobil bersama hans
di tengah hujan yang lebat sehingga terjadilah hubungan antara keduanya
sehingga gadis hamil. Kilas balik ini diawali dengan gambar flash terang lanjut
ke gambar yang agak lebih gelap warnanya untuk menguatkan kesan kilas balik
yang ingin disampaikan oleh sutradara dalam film ini. Flash terangnya sangat cepat sehingga tidak begitu terasa
tau-tau langsung adegan saat kilas balik. Warna gambar yang dari terang ke
gelap cukup membantu menguatkan kilas balik akan tetapi menurut saya lebih
bagus apabila flash antara masa kini dan kilas balik itu dibuat agak terasa
agar kesan kilas baliknya dapat lebih
kuat dirasakan oleh penonton. Penyuntingan ini apabila dalam cutting termasuk
ke dalam jenis match cut karena dari menyorot gadis, ke kilas balik, lalu
kembali ke gadis lagi. Tekhnik ini dinamakan match cut karena hanya sebentar
saya beralih ke adegan lain baru kembali ke gadis lagi.



Pada saat kilas balik kembali ke masa kini, terlihat
penyuntingan menggunakan tekhnik disolve karena sebelum gambar mobil merah yang
dinaiki hans dan gadis di kilas balik, gambar gadis sudah dimunculkan sehingga
terkesan menumpuk.


Dalam adegan pada saat dika mendapatkan
telpon dari ibu gadis, setelah dika selesai menelpon digambarkan dika ini
langsung menemui ibu gadis tanpa ada embel-embel perjalanan dika menuju rumah
gadis tapi malah langsung ke adegan dika menemui ibu dika dan mengobrol perihal
masalah kehamilan gadis. Penyuntingan
ini juga dilakukan dengan tekhnik cut to cut. Bagusnya, tekhnik
penyuntingan ini tidak menghilangkan detail pesan yang ingin disampaikan oleh
sutradara dalam bagian adegan tersebut.


Hubungan gambar dalam film satu jam saja
ini dapat kita lihat dari awal bagian 1 dimulai. Pada mulanya adegan dika dan
hans bertemu di atas gedung lalu ke adegan gadis yang sedang bersedih di dekat
jendela. menyambung gambar antara tokoh yang pertama sampai tokoh ketiga (dika-hans-gadis) .



Hubungan ruang juga ada dalam adegan ibu gadis yang
sedang mengobrol dengan dika lalu menoleh ke arah kiri sehingga muncul gambar
bunga. Hal ini membuat adegan itu seperti ada di ruang yang sama.


Hubungan suara dalam film satu jam saja
yakni ketika adegan gadis membayangkan kilas balik pada saat ia terjebak di
dalam mobil bersama hans di tengah hujan yang lebat. Diasana ada suara musik
sedih yang menghubungkan antara gadis yang ada di masa kini dengan gadis yang sedang
ada di masa pada saat terjebak hujan bersama hans di dalam mobil.
hubungan
waktu dalam film ini sudah jelas adalah kilas balik karena ada adegan kilas
balik pada saat gadis dan hans terjebak hujan lebat di dalam mobil ketika
mereka hendak menemui dika.
Penyuntingan dalam film ini dilakukan
berkesinambungan agar ruang,waktu dan tindakan mengalir secara lancar. Dalam
film ini menggunakan kesinambungan ruang sistem 180 derajat agar posisi unsur
dalam bingkai gambar seimbang, agar arah pandang seimbang (kalau aktor melihat
ke kanan, maka yang diambil dari kanan terus agar tidak membingungkan
penonton), agar ada kesesuaian tindakan (arah gerak seimbang . contohnya adegan
pada saat dika dan hans bertemu di atas gedung dan beradu
mulut karena kekhilafan hans yang telah menghamili gadis. Bisa dilihat disana
menggunakan asas 180 derajat. semua diambil dengan asas tersebut agar penonton tidak
bingung. menurut saya berhasil dilakukan di film ini karena semua adegannya
mengalir dengan lancar tanpa membuat kebingungan.



kesinambungan
waktu dalam film ini ditandai dengan adanya perpindahan waktu yang ditandai
dengan pergantian waktu siang dan malam. Ditandai dengan pencahayaan yang
digunakan. Apabila siang
akan terlihat terang gambarnya sedang apabila malam juga akan terlihat gelap.
pergantian waktunya seperti pergantian waktu pada umunya.


PENUTUP
Film satu jam saja merupakan salah satu film
Indonesia yang buming pada tahun 2010. Film ini diproduseri oleh Karnos film
dan disutradarai oleh Ario Rubbik. Dari Analisis Misce-en-scene yang meliputi
pencahayaan, setting, busana dan rias serta panggung dapat disimpulkan bahwa
teknik yang menonjol dalam film tersebut adalah teknik pencahayaan rendah,
setting di luar studio, busana dan riasan sederhana dan panggung yang mendukung
peran aktor. Film terkesan gelap menggambarkan kesedihan yang begitu mendalam,
busana dan riasan sederhana serta
setting di luar studio menunjukkan
ke-natural-an dalam pembuatan film ini. Pola dalam film ini menceritakan
kesedihan yang dialami Gadis, Hans, dan Dika. Polanya adalah dari awal kejadian
sedih, di pertengahan ada yang berkorban, dan akhirnya sedih lagi. Arti tekhnik
dan pola ini dalam film satu jam saja adalah membantu menonjolkan motivasi yang
diinginkan dalam film ini. Kesedihan dan ke-natural-an berhasil ditonjolkan dalam film ini dan para
audiens pun sepakat film ini termasuk film drama sedih. Menurut pendapat saya
film seperti ini harusnya lebih terkonsep lagi sehingga audiens dapat mengambil
pelajaran dari film tersebut. Seharusnya film ini dapat lebih matang lagi untuk
menghasilkan pesan moral yang baik. Dalam film ini tidak ada
conclusion/penyelesaiannya bagaimana agar anak muda tidak melakukan hubungan seksual
di luar nikah. Film ini hanya semata-mata mengekspose kesedihan seorang gadis
yang hamil dan pasangannya tidak mau bertanggung jawab dan akhirnya orang lain
yang bertanggung jawab dan menikahinya. Seharusnya ada suatu pesan moral yang
lebih diangkat dalam film ini sehingga film ini tidak hanya sedih saja tetapi
juga bermutu dan dapat diambil pelajaran dari dalamnya. Tekhnik pencahayaannya
juga sebaiknya jangan terlalu gelap karena hasilnya kurang maksimal. Kesedihan
memang terlihat tetapi kurang tertangkap gambar ekspresi aktor pada saat saat
tertentu. Seharusnya pencahayaannya menyesuaikan. Apabila gelap di malam hari
sebaiknya diberi pencahayaan yang lembut sehingga ekspresi aktor dapat
tertangkap dan lebih terlihat motivasinya.
Dari penyuntingannya di film ini dilakukan berkesinambungan agar ruang,waktu
dan tindakan mengalir secara lancar. Dalam film ini menggunakan kesinambungan
ruang sistem 180 derajat agar posisi unsur dalam bingkai gambar seimbang, agar arah
pandang seimbang (kalau aktor melihat ke kanan, maka yang diambil dari kanan
terus agar tidak membingungkan penonton), agar ada kesesuaian tindakan (arah
gerak seimbang ). contohnya adegan pada
saat dika dan hans bertemu di atas gedung dan beradu mulut karena kekhilafan
hans yang telah menghamili gadis. Bisa dilihat disana menggunakan asas 180
derajat. semua diambil dengan asas tersebut agar penonton tidak bingung. Di dalam
penyuntingan juga dijelaskan tentang hubungan suara di dalam film satu jam
saja, dimana hubungan suara itu sangat mendukung kesedihan yang ingin
ditonjolkan karena musiknya adalah music melodi sedih. Ketika adegan gadis
membayangkan kilas balik pada saat ia terjebak di dalam mobil bersama hans di
tengah hujan yang lebat. Diasana ada suara musik sedih yang menghubungkan
antara gadis yang ada di masa kini dengan gadis yang sedang ada di masa pada
saat terjebak hujan bersama hans di dalam mobil. hubungan waktu dalam film ini
sudah jelas adalah kilas balik karena ada adegan kilas balik pada saat gadis
dan hans terjebak hujan lebat di dalam mobil ketika mereka hendak menemui dika. Di dalam kilas balik ini sangat terlihat
kesedihannya karena bias dikatakan itu merupakan inti dari adegan di film itu
yang menjelaskan sebab kesedihan gadis.
satu jam saja :-) film yang keren dan lagu yang menyentuh...
BalasHapusiya...betul sekali linda..terima kasih sudah membaca tulisan saya :)
BalasHapusiya...betul sekali linda..terima kasih sudah membaca tulisan saya :)
BalasHapusMengharukan seruuuu .... :)
BalasHapusLink Untuk unduhnya apa ya?
BalasHapusUlasannya sangat bagus. Bisa mengembalikan memori. Maaf bacanya sudah terlambat.
BalasHapusUlasannya sangat bagus. Bisa mengembalikan memori. Maaf bacanya sudah terlambat.
BalasHapus